Pertemuan ke-5
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sistem infomasi
manajemen merupakan sistem yang menghasilkan informasi bagi proses pengambilan
keputusan.
A.
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses pemiliham
dan beberapa alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan.
Ada empat dari
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pemikiran ( Inteligence)
2. Perancangan ( Design)
3. Pemilihan ( Choice)
4. Penerapan ( Implementation)
1.
Tahap
Pemikiran
Pada tahap ini dilakukan
pengamatan terhdap lingkungan, baik secara berkesinambungan atau sesekali. Hal
ini meliuti beberapa aktivitas yang vertujuan untuk mengidentifikasi adanya
permasalahan-permasalahan atau kesempatan-kesempatan.
Aktivitas-aktivitas
tersebut adalah:
a.
Menemukan Permasalahan
Tahap pemikiran dimulai
dengan identifikasi tjuan dan saaran ari organsisasi. Permsalahan timbuk dari
adanya ketidakpuasan terhadap keadaan yang sedang berjalan. Ketidakpuasan
tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara apa yang diinginkan dan apa
yang terjadi atau tidak terjadi. Pada tahap ini usaha yang dilakukan ialah
mencari apakah ada permasalahan, mencari besarnya permasalahan dan
mengidentifikasi permsalahan tersebut.
b.
Klasifikasi Permasalahan
Aktivitas ini merupakan
konseptualisasi dari masalah dalam usaha untuk mengklasifikasian ke dalam
beberapa kategori yang dapat didefinisikan.
c.
Penguraian Permasalahan
Banyak permsalahan kompleks yang dapat dibagi
menjadi beberapa bagian permasalahan. Dengan memecahkan bagian permasalahan
yang paling mudah dapat menolong dalam emmecahkan permasalahan yang kompleks.
Pendekatan ini juga membantu komunikasi antar orang-orang yang terkait dengan
proses solusi.
d.
Kepentingan Permasalahan
Pada tahap pemikiran penting untuk menentukan
pemilik dari permasalahan tersebut.
Tahap pemikiran
diakhiri dengan suatu pernyataan permasalahan. Pada waktu itu tahap peracangan
dimul
2. Tahap Perancangan
Tahap Perancangan
meliputi kegiatan menciptakan, mengembangkan dan menganalisa tindakan-tindakan
yang mungkin. Pada tahap ini juga dilakuakn pembuatan, pengujian dan validasi
model dari situasi permasalahan tersebut.
Pemodelan adalah
kombinasi dari seni dan sains. Beberapa topik dari permodelan yang berhubungan
dengan model kuantitatif adalah:
a)
Komponen Model
Semua model terdiri
dari tiga komponen dasar, yaitu variabel keputusan, variabel yang tidak dapat
dikontrol serta parameter-parameter dan variabel-variabel hasil atau keluaran.
b)
Stuktur Model Kuantitatif
Model Kuantitatif
mempunyai komponen-komponen model yang dihubungkan oleh ekspresi matematis
seperti persamaan atau ketidaksamaan.
c)
Prinsip-prinsip Pemilihan
Evaluasi dari
alternatif-alternatif dan pemilihannya langsung dari tipe kriteria-kriteria
yang akan digunakan. Dua prinsip dalam pemilihan ialah normatif dan deskriftif.
·
Model Normatif
Alternatif yang dipilih
ialah yang dapat dibuktikan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang
mungkin.
·
Model Deskriptif
Model deskriptif
mendeskripsikan suatu sistem seperti adanya atau akan menjadi apa nantinya.
·
Mencari Alternatif-alternatif
Bagian yang signifikan
dari proses pemdoelan ialah menciptakan alternatif-alternatif. Hal ini
membutuhkan kreatifitas dan proses mencari yang membutuhkan waktu dan biaya.
·
Memperkirakan Keluaran dari Masing-masing
Alternatif
Untuk mengevaluasi dan
memperbandingkan alternatif-alternatif yang telah diperkirakan, perlu untuk
meramalkan keluaran-keluaran yang akan dihasilkan ooleh setiap alternatif
tersebut.
·
Mengukur Hasil ( Tingkat Pencapaian Tujuan)
Nilai suatu alternatif
dilihat berdasarkan kemampuannya untuk mencapai tujuan.
·
Skenario
Skenario adalah suatu
pernyataan tentang asumsi mengenai lingkungan operasi dari sistem tertentu pada
waktu tertentu.
3.
Tahap
Pemilihan
Tahap pemilihan meliputi penarian tindakan-tindakan yang tepat (
diantara tindakan-tindakan yang telah diidentifikasikan pada tahap perancangan)
yang akan dapat memecahkan masalah yang sesungguhnya.
Untuk model normatif
dapat digunakan pendekatan analitis atau memperbandingkan satu dengan yang
lainnya secara mendalam. Untuk model deskriptif dapat digunakan perbandingan
alternatif-alternatif dengan jumlah terbatas yang dilakukan baik dengan
pendekatan penarian buta (blindly approach) atau dengan pendekatan heuristik.
Pendekatan Pencartian
Formal ( Turban)
a.
Teknik-teknik Analistik
Teknik-teknik analitis menggunakan formula
matematis yang secara langsung dapat menurunkan solusi optimal atau memprediksi
hasil tertentu.
b.
Algoritma
Teknik-tekniks analitis dapat menggunakan
algoritma-algoritma untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pencarian
alternatif.
c.
Pendekatan Penarian Buta ( Blind Search)
Teknik pencarian buat mengacu pada pendekatan
pencarian yang berubah-ubah dan tidak ada panduannya. Ada dua type pencarian
buta, yaitu:
·
Enumerasi lengkap, yaitu seluruh alternatif
dipertimbangkan sampai solusi optimal didapatkan
·
Enumerasi tidak lengkap, yaitu penarian
parsial, dimana hanya sebagian laternatif saja yang dieprtimbangkan sampai
solusi yang cukup baik didapatkan.
4. Pendekatan Heuristik
Heuristik ialah
aturan-aturan keputisan mengenai bagaimana suatu masalah seharusnya dipecahkan.
Heuristik dikembangkan dengan analisis masalah yang padat dan teliti,
kadangkala dengan menggunakan metode desain eksperimen.
B. MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajemen di dalam
suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
1. Tingkat Manajemen
Menurut tingkatannya
manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
– Manajemen Puncak
– Manajemen Madya
– Manajemen Bawah
Manajemen Puncak
bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan.
Tugas utama terpenting
adalah perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan sasaran serta
rencana jangka panjang organisasi. Informasi yang dibutuhkan manajemen tingkat
ini ialah informasi yang luas mengenai arah kecendrungan perusahaan dan
lingkungan eksternal.
Manajemen madya lebih
banyak berguvungan denga nperencaan taktis yaitu menentukan bagaimana
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan pengawasannya.
Manajemen tingkat bawah
banyak berhubungan dengan perencanaan operasional yaitu bertangung jawab
langsung dalam perencanaan dan pangawasan aktivitas-aktivitas pekerjan
sedemikian sehingga target tingkatan yang lebih tinggi dapat tercapai.
2.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi
ialah bahwa tidak ada suatu cara yang standard dan terbaik yang dapat
diterapkan untuk setiap manajer dari setiap organisasi, dalam setiap kondisi
dan setiap waktu.
Faktor-faktor dan
kendala-kendala situasional atau dengan kata lain manajer harus mempunyai:
a.
Pengetahuan yang baik mengenai teori manajemen
b.
Sikap yang merefleksikan hal tersebut baik
secara teori ataupun tergantung faktor-faktor situasional yang sangat berguna
untuk kondisi-kondisi tertentu
c. Ketrampilan untuk mengidentifikasi, menganalisi dan
mengoreksi situasi yang kompleks.
Lingkungan eksternal
dari organisasi terdiri dari:
a.
Kebudayaan umum yaitu teknologi, sosiologi,
ekonomi, politik dan lain sebagainya
b.
Kelom[ok khusus yang berinteraksi dengan
organisasi, yaitu pelanggan, pemasok, pesaing, sumber tenaga kerja,serikat
buruh, dan pemerintah.
Faktor-faktor Internal
organisasi terdiri dari pemilik, pekerja, budaya perusahaan, harta yang
terukur, struktur organisasi, tugas-rugas atau pekerjaan, sejarah perusahaan,
kebijaksanaan perusahaan, rencana perusahaan, prosedur-proseudr dan sebagainya
yang diidentifikasikan sebagai milim atau bagian dari organisasi.
3.
Peran
Manajemen
Ada banyak teori
mengenai peran manajemen dalam organisasi. Henry Fayol menyatakan bahwa manajemen
terdiri dari 5 tindakan, yaitu:
a. Perencanaan
b. Penngawasan
c. Pengorganisasian
d. Pelaksanaan
e. Pengkoordinasian
Pada tahun 1970-an
Henry Mintzberg menyempurnakan konsep Fayol, yaitu Peran manajer dapat dibagi
menjadi peran yang behubungan dengan manusia, informasi, dan keputusan.
A.
Dalam hubungannnya dengan manusia:
·
Figur Pimpinan : Berhubungan dengan tugas-tugas
seremonial dalam jabatannya sebagai manajer
·
Pemimpin : Kemampuan untuk mempengaruhi atau
memimpin orang-orang dalam usaha membuat keinginan atau tujuan menjadi
kenyataan
·
Penghubungn : merupakan penghubung antar
bermacam-macam tingkatan organisasi dan sebagai penghubung antar orang-orang di
dalam satu tingkatan organisasi.
B.
Dalam hubunngannya dengan Informasi
·
Penerima atau Pusat : sebagai penerima
informasi, manajer mengumpulkan informasi untuk kemudian disimpan atau
didistribusikan. Alat bantu yang dapat digunakan dalam peran ini ialah Sistem
Informasi Manajemen
·
Penyebar : sebagai penyebar informasi ke
bagian-bagian yang membutuhkan di dalam unit kerja organisasi. Dalam peran ini
dapat dibantu dengan Sistem Otomatisasi Kantor.
·
Pembicara : sebagai penyampai informasi ke luar
dari unit kerja atau organisasi.
C.
Dalam hubungan dengan keputusan
·
Wirausaha (entrepreuner) ialah orang yang memulai
suatu usaha dan mengembangkan menjadi suatu hal yang nyata, dengan asumsi
banyak risiko yang harus dihadapi dalam melaksanakannya.
·
Tugas menangani gangguan atau masalah
berhubungan dengan pengawasan.
·
Tugas mengalokasikan sumber daya berhubunngan
denngan perencanaan
·
Tugas sebagai perunding mengharuskan manajer
agar dapat mempertahankan pendapatnya.
4.
Perencanaan
dan Pengawasan
Aktivitas perencanaan
dinyatakan oleh Anthony (1965) sebagai tiga tipe yang berbeda, yaitu
perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan operasional.
a.
Perencanaan Strategis umumnya meliputi
perencanaan jangka panjang dan berada pada tingkatan yang paling tinggi pada
sistem perusahaan/organisasi.
b.
Perencanaan praktis merupakan perencanaan untuk
menentukan bagaimana sasaran-sasaran strategis dapat dicapai.
c.
Perencanaan operasional meliputi perencanaan
pada tingkat yang paling rinci.
5.
Gaya
Manajemen
a. Kepemimpinan
Manajemen yang efektif seringkali berarti kepemimpinanyang baik. Pemimpin
yang baik menurut Parker (1989) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
·
Penemu Kesempatan
·
Melakukan hal-hal yang benar
·
Mengetahui bagaimana membuat orang lain merasa
senang
·
Dapat memberi semangat kepada orang lain
·
Dapat menerima orang lain seperti adanya, bukan
apa yang seharusnya
·
Menitikberatkan pada kondisi saat ini bukan
saat lampau
·
Mempunyai kemampuan untuk mempercayai orang
lain dan mengambil resiko dari kepercayaan tersebut.
·
Tidak membutuhkan ijin terus menerus dalam
melakukan tindakan
·
Tidak membutuhkan penghargaan
·
Mempunyai visi terhadap masa yang akan datang,
yang akan mengarahkan tindakan-tindakannya
·
Selalu berpikir untuk mencapai keberhasilan,
kegagalan adalah konsep yang tidak pernah ada
·
Tidak akan membuang-buang waktu dengan
kekhawatiran yang tidak perlu.
b. Teori X dan Teori Y
Teori X dan Teori Y merupakan teori yang dikemukakan oleh Douglas Mc.
Gregor (1946)
Teori X (autocratic) adalah teori
yang menyatakan bahwa manajer cenderung untuk percaya bahwa manusia pada
dasarnya mempunyai sifat tidak menyukai bekerja dan jika mungkin akan mengelakkanya.
Oleh karena itu pekerja harus terus diarahkan, dimotivasi dan diawasi dengan
keras.
Teori Y merupakan kebalikan dari teori X yaitu bahwa manajer cenderung
untuk percaya bahwa manusia menyukai pekerjaan mereka dan mendapatkan kepuasan
dari pekerjaan tersebut.
c. Delegasi Kewenangan
Manajer harus tahu apa yang harus dikerjakan
dan apa yang dapat didelagasikan ke bawahan. Untuk menentukan hal tersebut
tergantung dari beberapa faktor yang berhubungan yaitu antara lain kekuatan dan
kelemahan manajer itu sendiri, kekuatan dan kelemahan bawahan, waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan masalah, pentingnya pekerjaan tersebut dan tingkat
resiko yang berhubungan dengan keberhasilan pekerjaan tersebut.
d. Manajemen dengan Penyimpangan ( Management by
Exception)
Manajemen dengan penyimpangan merupakan bentuk pengawasan manajemen dimana
perhatian manajerial difokuskan pada besarnya penyimpangan dari standar.
e. Manajemen dengan Tujuan ( Management by
Objectives)
Manajemen dengan Tujuan seringkalli digunakan untuk mengarahkan dan
mengevaluasi kinerja pekerja yang mempunyai kemampuan untuk mengawasi dirinya
sendiri (pekerja teori Y)
Sumber:
https://yuniatisiti.wordpress.com/sistem-informasi-manajemen-dan-pengambilan-keputusan/