Kamis, 31 Desember 2015

sisitem pendidikan di malaysia


Tugas individu

SISTEM PENDIDIKAN DI MALAYSIA
(makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat UAS Perbndingan Pendidikan)
Dosen: Ali Murtadho, M.S.I
Disusun oleh:
Nama                           NPM
   Suhemah                  1411030267
Jur/Smt/Kls: MPI/III/E
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
Th 2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang di Malaysia
Malaysia adalah kerajaan berkonstitusi yang dikepalai oleh seorang raja atau kepala Negara tertinggi, dipilih selama masa 5 tahun. Ia dipilih oleh para penguasa sembilan Negara Melayu asli. Malaysia sekarang dipimpin oleh perdana menteri Najib Razak. Dan Abdul halim muadzam sebgai rajanya. Semua mentri harus dari anggota parlemen, yang terdiri atas senat dan dewan perwakilan, 33 anggota senat di angkat oleh raja, 26 lainnya dipilih oleh majlis legeslative ke-13 negara bagian negara Malaysia. Semua anggota dewan perwakilan dipilih oleh semua rakyat.
Jumlah penduduk malaysia berjumlah 23.522.482 jiwa. Penduduk Malaysia terdiri dari 3 etnis yaitu Melayu, Cina dan India. Sebagian besar penduduk Malaysia beragama Islam. Pada sensus tahun 2000 jumlah total penganut agama Islam di Malaysia Barat maupun Timur adalah 60,4 persen. Sebagian besar penganut agama Islam adalah etnis Melayu. Adapun etnis Cina dan India yang menganut Islam hanya sedikit. Sebagian besar etnis cina yang tinggal di Malaysia beragama Budha (19,2 persen) dan kristen (9,2 persen). Sebagian etnis India beragama Hindu (6,3 persen).[3] Ibu kota Malaysia adalah kuala lumpur, terletak di selangor. kuala lumpur menjadi pusat komunikasi berbagai fungsi jaringan jalan yang menghubungkan antar kota seluruh penjuru Negara telah dibangun. Sebuah gedung pemerintahan yang megah didirikan dengan gaya arsitektur Moorish, di sekeliling kota Malaysia dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh Laut cina selatan kira-kira sejauh 60 km.
Ada peraturan yang mewajibkan, ada pula sangsi bagi yang melanggar. Namun negara juga mendukung sepenuhnya pembangunan di bidang pendidikan. Fasilitas, sarana dan prasarana serta kesejahteraan guru diperhatikan.[1]

BABA II
PEMBAHASAN
A.    Politik dan Tujuan Pendidikan di Malaysia
Politik adalah: cabang ilmu sosial yang membahas mengenai teori dan praktik politik serta gambaran dan analisis mengenai sistem politik dan perilaku politik. Ilmu politik mempelajari mengenai alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan yang termasuk dalam pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik.[2]
Politik di Malaysia berada dalam klasifikasi sistem Demokrasi Berparlimen di bawah sistem pentadbiran Raja Berperlembagaan. Malaysia diketuai oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Peruan Agong yang dipilih daripada sembilan sultan negeri Melayu untuk berkhidmat selama lima tahun sebagai Ketua Negara dan Pemerintah Tertinggi Angkatan Tentera. Politik Malaysia merupakan sistem parlimen dwidewan iaitu Dewan Rakyat dan Dewan Negara. Dewan Negara terdiri daripada 70 ahli terpilih selama 3 tahun. Pemilihan anggotanya boleh dikategorikan kepada dua: 26 anggota dipilih oleh Dewan Undangan Negeri untuk mewakili 13 negeri. Manakala, 44 anggota lagi dilantik oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong atas cadangan Perdana Menteri, termasuk dua anggota daripada Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, dan satu keahlian masing-masing daripada Wilayah Persekutuan Labuan dan Putrajaya.
. di Malaysia ini ada tiga tujuan utama yang terkandung dalam dasar pendidikan kebangsaan ini. Tujuannya yaitu:
a)      Tujuan dasar pendidikan diadakan untuk mewujudkan satu sistem pelajaran yang dapat memenuhi keperluan negara dan melaksanakan perkembangan kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik.
b)      Untuk menghasilkan pelajar yang disiplin serta mematuhi dan menghormati kedua orang tua mereka.
c)      Untuk memastikan agar dasar ini dapat dilaksanakan dengan berkesan khususnya dalam menentukan perkembangan sistem pendidikan yang progresif dan bahasa kebangsaan dijadikan sebagai bahasa pengantar yang utama.

B.            Jenjang dan jenis Pendidikan di Malaysia
Malaysia memiliki beberapa jenjang dalam pendidikannya yakni:
1. Pendidikan Prasekolah (Bila di Indonesia TK / PAUD)
Pendidikan prasekolah atau disebut dengan “TADIKA” mengajar anak mulai usia 4-6 tahun.
2. Pendidikan Rendah (Bila di Indonesia SD sederajat)
Sama halnya SD di Indonesia, Pendidikan Rendah di Malaysia ditempuh selama 6 tahun pada usia 7 hingga 12 tahun. Dengan jenjang tingkatan sebagai berikut: (a). Darjah 1 / kelas 1 SD, (b) Darjah 2 / kelas 2 SD, (c) Darjah 3 / kelas 3 SD, (d) Darjah 4 / kelas 4 SD, (e) Darjah 5 / kelas 5 SD ( f) Darjah 6 / kelas 6 SD
3. Pendidikan Menengah (Bila di Indonesia SMP – SMA sederajat)
Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah Mengah Rendah dan Sekolah Menengah Tinggi yang berlangsung selama 5 tahun.
Sekolah Menengah Rendah / SMP ditempuh selama 3 tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 1 / kelas VII (1 SMP), (b) Tingkatan 2 / kelas VIII (2 SMP) (c) Tingkatan 3 / kelas IX (3 SMP)
Sekolah Menengah Tinggi / SMA hanya ditempuh selama 2 tahun, dengan jenjang tingkatan: (a) Tingkatan 4 / kelas X (1 SMA) (b) Tingkatan 5 / kelas XI (2 SMA)
Berbeda dengan SMA di Indonesia Sekolah Menengah Tinggi di Malaysia hanya ditempuh selama 2 tahun saja, berarti hanya sampai kelas 2 SMA.
4. Pendidikan Pra-Universiti (Bila di Indonesia kelas XII /3 SMA
Di Malaysia ada jenjang pendidikan setelah SMA dan sebelum perguruan tinggi, jenjang pendidikan ini disebut pendidikan pra Universiti setingkat dengan kelas XII/3 SMA.
5. pengajian Tinggi
Pengajian tinggi adalah Perguruan Tinggi, merupakan program pendidikan tinggi yang ada di Malaysia.
Jenis-jenis Pengajian Tinggi meliputi: Universiti, Politeknik, Kolej, Diploma,  Ijazah, Ijazah kehormat dan Kedoktoran.[3]
Pemerintah Malaysia mempunyai perhatian yang besar dalam meningkatkan kualitas dan mutu perguruan tinggi. Secara keseluruhan di Malaysia terdapat 14 IPTA (Institusi Pengajian Tinggi Awam) yang berstatus negeri dan dikelola oleh negara, dan 601 IPTS (Institusi Pengajian Tinggi Swasta). Namun, tidak semua IPTA dan IPTS membuka Islamic Studies. Beberapa Perguruan tinggi yang membuka program Islamic Studies adalah Internasional Islamic University of Malaysia (IIUM); University Malaya(UM); University Kebangsaan Malaysia (UKM); University Sains Malaysia (USM); Kolej University Islam Selangor (KUIS).[4]
C.    Manajemen Pendidikan di Malaysia
Manajemen Pendidikan adalah: suatu ilmu yang memepelajari penataan sumber daya yaitu Sumber Daya Manusia ( SDM ), kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan menciptakan suasana yang baik bagi manusia, yang turut serta dalam pencapaian pendidikan yang telah disepakati.[5]
  1. Dasar Pengembangan Pendidikan
Di Malaysia, dasar pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam menentukan segala tujuan sistem pendidikan negara yang mana dasar ini dikenali sebagai ‘Dasar Pendidikan Kebangsaan.[6]
2.    Sistem pengelolaan pendidikan
Pendidikan di Malaysia dipantau oleh Kementerian Pendidikan Pemerintah Persekutuan. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah federal. Sistem pendidikan di Malaysia dipegang oleh Kementerian Pelajaran Malaysia. Pendidikan Malaysia bisa didapatkan dari sekolah tanggungan pemerintah, sekolah swasta atau secara sendiri. Sistem pendidikan dipusatkan terutama untuk sekolah dasar dan sekolah menengah.  Pemerintah negeri tidak berwenang dalam kurikulum dan aspek lain pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah, sebaliknya ditentukan oleh kementerian. Sistem pendidikan dipusatkan terutamanya bagi sekolah rendah dan sekolah menengah.
D.    Pendanaan Pendidikan di Malaysia
Pendidikan Malaysia bisa didapatkan dari sekolah tanggungan pemerintah, sekolah swasta atau secara sendiri. Pemerintah Malaysia mengucurkan dana hampir 30% dari anggaran pendidikan Malaysia Kebijakan lain yang adalah dukungan finansial pemerintah Malaysia melalui student loan bagi mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi negeri. Pembayaran pinjaman ini bisa dicicil setelah mahasiswa lulus kuliah dalam jangka 5 hingga 20 tahun. Fasilitas ini juga diberikan bagi mahasiswa yang berminat menuntut ilmu ke luar negeri.
Mengenai biaya pendidikan dasar orang tua siswa hanya diminta membayar iuran sekolah pada awal tahun pelajaran baru. Beasrnya iuran yang dipungut oleh pihak sekolah berkisar antara RM 50 sampai RM 75  (Rp.125.000 – 187.500) per tahun tiap siswa, iuran tersebut khusus untuk kepentingan anak pribadi. Khusus untuk sumbangan PIBG ( Persatuan Ibu Bapak dan Guru ) hanya dipungut satu bayaran untuk satu keluarga. Keluarga yang menyekolahkan lebih dari satu anak, hanya dikenakan iuran yang sama yaitu RM 25 per keluarga. Dan untuk siswa kelas VI ditambah biaya UPSR sebesar RM 70.  
 Kurikulum dan Metode Pembelajaran di Malaysia
Kurikulum adalah: suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa di bawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan.[7]
       Dalam penyusunan kurikulum Malaysia, banyak mengandung materi pembelajaran mengenai kesehatan lingkungan seperti polusi air, udara, makanan dll. Selain itu terdapat juga materi mengenai kesehatan tubuh atau materi mengenai penyakit-penyakit menular yang mungkin menjangkiti manusia, dengan segala cara penyebarannya. Penyajian atau pemaparan materi lebih banyak di analogikan dengan contoh nyata atau kejadian sejarah masa lalu (perang dunia I, perang perancis dan india, sejarah kerajaan mesir atau kejadian penting di new mexico), juga di analogikan dengan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa sehingga materi pelajaran bersifat aplikatif.
Media yang digunakan dalam menunjang pembelajaan banyak yang menggunakan fasilitas internet seperti game online, situs-situs dan blog yang memuat modul/materi pembelajaran, dan dalam kurikulum ini juga lebih menekankan proses pembelajaran yang lebih mengutamakan praktek daripada hanya menjelaskan teori saja.[8]
E.     Sistem Ujian di Malaysia
setelah anak menempuh sekolah dasar 6 tahun. Sekolah menengah ini berlangsung selama 5 tahun. Pada akhir kelas 3, para siswa mengikuti ujian untuk menentukan kelulusan si sekolah menengah rendah, yang disebut penilaian Menengah Rendah ( PMR ) atau dahulu dikenal dengan istilah Sijil Pelajaran rendah ( SPR ) dalam bahasa Inggris disebut Lower Certificate Education ( LCE ) atau Lower Secondary Education. Ujian tersebut wajib diikuti oleh semua siswa kelas 3. Setelah itu , siswa akan diarahkan untuk masuk kelas berikutnya  dengan pilihan jurusan IPA ( science ) atau seni (arts) . Siswa dapat memilih sesuai dengan pilihan mereka sendiri. Umumnya jurusan IPA lebih dipilih oleh siswa. Meskipun perjalanannya, siswa masih diberikan kesempatan untuk beralih dari jurusan IPA ke jurusan Seni.
Isu-Isu dan Reformasi Pendidikan di Malaysia
Beberapa isu berkaitan dengan struktur pendidikan antaranya termasuklah struktur pendidikan menengah yang tidak sesuai :
1.      Jumlah siswa pertahun struktur pendidikan Malaysia tidak sama dengan kebanyakan negara lain di dunia;
2.      Tidak terdapat kesesuaian antara siswa yang melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi;
3.      Kebanyakan pelajar tidak melanjutkan pendidikan mereka setelah lulus dari sekolah menengah
4.      kurikulum Tingkatan 1 hingga 6 sangat luas
KOMENTAR INDIVIDU
Menurut pendapat saya Negara Malaysia itu memang Negara yang berkembang, tetapi pada saat ini pendidikan di Negara Malaysia itu pendidikannya sudah sangat maju, tak heran jika pendidikan di Negara Malaysia saat ini sangat maju, karena dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah yang sangat lumayan besar, dibandingkan dengan di Negara Indonesia, Kerajaan di Malaysia membebaskan biaya sekolah, hanya saja para orang tua murid hanya membayar uang untuk kepentingan sendiri seperti komputer, les dll, dan itupun dibayarnya sekaligus untuk satu tahun, dan tidak ada biaya sekolah perbulan.
Dan tujuan pendidikan di Negara malaysia juga sangat mulia pendidikan di Malaysia juga bertujuan untuk: Tujuan dasar pendidikan diadakan untuk mewujudkan satu sistem pelajaran yang dapat memenuhi keperluan negara dan melaksanakan perkembangan kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik, Untuk menghasilkan pelajar yang disiplin serta mematuhi dan menghormati kedua orang tua mereka, Untuk memastikan agar dasar ini dapat dilaksanakan dengan berkesan khususnya dalam menentukan perkembangan sistem pendidikan yang progresif dan bahasa kebangsaan dijadikan sebagai bahasa pengantar yang utama.
Sistem Ujiannyapun sangat berbeda dengan negara kita,Yang saya kagumi dari sistem unas di malaysia adalah kejujurannya. Ya, tidak dapat dipungkiri, di Indonesia, kejujuran lagi lagi dalam unas merupakan hal yang sangat langka. Mungkin hanya segelintir sekolah saja yang berani melakukan aksi anti curang. Sistem UNAS di malaysia sangat ketat. Meja antar pelajar dijarakkan jauh sekali, sekitar satu meter.
Jadi menurut saya sistem pendidikan di Negara Malaysia da baiknya juga apabila diterapkan di Indonesia, dengan biaya yang di luncurkan oleh Pemerintahnya yang lumayan besar, mungkin kalau di Indonesia biaya dari Pemerintahnya lumaya besar, mungkin banyak sekali beasiswa-beasiswa yang didapat oleh para siswa, dan untuk orang yang tidak mampu juga akan sekolah, dan tidak ada anak-anak yang mengemis di jalanan dan juga pemulung, karna seharusnya anak-anak yang seperti itu masih berada di bangku sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Assegaf. 2003. Rahman Abdul, Internasionalisasi pendidikan, Yogyakarta : Gama Media
May rudy, 2003. Pengantar Ilmu politik (wawasa pemikiran dan kegunaan), Bandung: PT Refika aditama
Suryosubroto, 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah (Edisi Revisi).   Jakarta: PT Rineka Cipta
Rusma, 2011 Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
Al-Kattani, Abdul Hayyi. 2009. Study in Islamic Countries , Jakarta: Gema insani







[1] Abdurrahman Assegaf, Internasionalisasi pendidikan,(Yogyakarta : Gama Media, 2003),hlm 114 - 115
               
[2]May Rudy, Pengantar Ilmu Politik (Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya). Bandung : PT Refika Aditama, 2003,  hlm 7

[3] http://www.pidipedia.com/mengenal-jenjang-pendidikan-di-malaysia.html
[4] al-Kattani, Abdul Hayyi. 2009. Study in Islamic Countries , Jakarta: Gema insani hlm 161-164

[5] Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Edisi Revisi).   Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hlm 11


[7] Rusma. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm 11

[8] http://dokumenbelajarku.blogspot.co.id/2013/03/perbandingan-kurikulum-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar